Di antara kelompok mineral berkualitas permata, Quartz adalah mineral yang paling banyak menghasilkan berbagai varietas batu permata. Anda mungkin pernah mendengar nama batu Ametis (Kecubung), Jasper, Akik Lumut, Kinyang, Citrine, Kalimaya, Sungai Dareh, Solar Aceh dan lain-lain di pasar batu permata, mereka hanya sebagian kecil dari permata-permata alam yang mineral induknya adalah Quartz.
Apa sebenarnya Quartz? Kita mengenalnya sebagai kuarsa atau silika. Mungkin Anda pernah mendengar istilah ‘pasir kuarsa’, atau bahkan pernah melihat pasir yang mengendap di sepanjang aliran sungai, atau pasir yang menjadi ujung daratan yang bertemu dengan laut… Mereka adalah pasir kuarsa atau setidaknya Quartz menjadi unsur dominan dalam pembentukan pasir tersebut.
Butiran pasir yang terdiri dari Quartz |
Quartz adalah mineral utama pada batu granit, granodirit, dan riolit. Seringkali merupakan mineral primer dengan konsentrasi >98%. Ia pun terdapat di dalam bebatuan geoda (batuan berongga). Quartz bahkan juga ditemukan pada meteorit dan bebatuan bulan yang di bawa ke Bumi.
Kata Quartz berasal dari bahasa Jerman ‘querertz’ yang berarti ‘bijih silang’ karena umum terdapat di dalam atau sebagai urat-urat di dalam batuan. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa kata Quartz berasal dari kata Jerman ‘quarz’ yang aslinya dari bahasa Slavic ‘twarc’ yang artinya ‘keras’.
Hampir sepanjang sejarahnya, Quartz menjadi semacam permata pengganti (subtitute) atau penyerupa bagi permata lain yang harganya lebih mahal, mulai dari Berlian sampai ke batu Giok. Namun berkat varietasnya yang luar biasa, juga karena kualitas permata yang dihasilkannya termasuk atraktif dan tangguh, sejak beberapa dekade lalu Quartz mulai dihargai sebagai permata dalam kelasnya tersendiri.
Quartz berdasar struktur kristal
Meskipun sesungguhnya permata turunan Quartz memiliki komposisi kimia yang identik, yaitu silikon oksida, secara mineralogi atau gemologi Quartz dikelompokkan dalam dua varietas utama dalam ‘silsilah’ keluarga mineral yang memiliki kekerasan rata-rata 7 pada skala Mohs ini.
Quartz makrokristalin: adalah varietas dengan susunan kristal kasat mata, terbuat dari kristal yang bertumbuh dan semakin besar. Permata turunannya seperti Amethyst (Kecubung), Rock Crystal (varietas bening yang sering dijadikan Bola Kristal-nya paranormal juga dijadikan gemstone), Blue Quartz (Sapphire Quartz/Quartz Biru), Rose Quartz, Citrine, Hawk’s Eye, Cat’s Eye Quartz, Smoky Quartz, Tiger’s Eye dan banyak lagi. Kebanyakan permata-permata ini transparan (sejernih kristal) sampai ke translucent (tembus cahaya tapi tidak jernih).
Kristal Quartz makrokristalin, dari kiri: Amethyst, Rock Crystal dan Blue Crystal |
Batu Quartz dengan kekhususan yang tidak biasa seperti Quartz drusy, di mana permukaannya ditutupi kristal-kristal kecil yang memercikkan cahaya, dan Rutil Quartz, dengan jarum-jarum emas yang bersinar di dalamnya, di Indonesia terkenal dengan nama Kecubung Rambut Emas, menambah varietas dan keindahan alami pada batu-batu spesial ini.
Quartz mikrokristalin: Mineral Quartz dalam varietas ini susunan kristalnya hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop optikal. Sementra Quartz kriptokristalin, adalah permata turunan Quartz dengan grade/butiran kristal yang lebih halus, terlalu kecil bahkan untuk dilihat menggunakan mikroskop optis, sehingga saintis pun tidak pasti bagaimana sistem/bentuk kristalnya.
Quartz tipe mikrokristalin/kriptokristalin dalam bahasa sehari-sehari dikenal sebagai kalsedoni/chalcedony, bermacam-macam akik, Chrysoprase, Bloodstone, Jasper, Carnelian, dan lain-lain. Quartz kriptokristalin biasanya opaque (tidak tembus cahaya sama sekali) sampai translucent (semi transparan).
Chalcedony atau Akik dibagi lagi ke dalam banyak sekali tipe yang biasanya dinamakan sesuai dengan tempat di mana batu itu ditemukan. Beberapa varietas yang bagus memiliki nama tersendiri yang dikenal secara luas (semacam memiliki nama paten) seperti batu ‘Akik Pacitan’ atau ‘Batu Raflesia’ (dulu bernama ‘Limau Manis’) yang merujuk pada batu kalsedoni dari Pacitan-Jawa Timur dan Bengkulu.
Akik Pacitan dan Rafflesia adalah kalsedoni khas daerah Pacitan dan Bengkulu, warnanya kuning, oranye sampai merah tomat, sudut bawah adalah varietas kalsedoni hijau yang cukup langka. |
Opal atau Kalimaya yang indah mempesona itu pun masih tergolong ke dalam keluarga Quartz dengan kristalnya yang amorf. Berbeda dengan genesa (keterjadian) permata-permata Quartz di atas, Kalimaya terbentuk dari pengerasan agar-agar silika (silica gel).
Opal atau Kalimaya, permata indah yang masih turunan Quartz |
Meskipun demikian skema penggolongan di atas masih terlalu sederhana, karena ada beberapa mineral yang proses pembentukannya tidak bisa dimasukkan ke dalam salah satu skema pembentukan di atas. Dan tentu saja hal ini juga menimbulkan perbedaan sifat fisik dan karakter.
Tempat terbentuknya di mana ia berasal bersuhu tinggi dan banyak mengandung air. Kristal terbentuk ketika Quartz cair mengalami proses pendinginan, penampakan akhir atau tampilan kristal bergantung pada berapa panas yang terjadi ketika mereka terbentuk.
Banyaknya varietas permata yang dihasilkan Quartz adalah karena adanya perbedaan susunan geometris dari kristal-kristalnya sebagai akibat dari proses ini.
Di mana Quartz di tambang?
Kebanyakan permata Quartz ditambang dekat ke permukaan, menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul atau sekop untuk menyingkirkan tanah yang menutupinya.
Pertambangan besar biasanya menggunakan alat berat untuk melakukan hal itu. Para penambang terkadang menggunakan bahan peledak, namun penggunaannya tentu saja secara terukur, karena ledakan bisa merusak material mentah yang ingin ditemukan.
Menarik sekali, bukan? Dari satu saja molekuk SiO2 alias Quartz, kuarsa atau silika, alam bisa menghasilkan begitu banyak batu permata yang indah. Puluhan mungkin ratusan jenisnya. (mfs)
Post a Comment