JEWELERY-Masih ingat cerita tentang Safir sang permata dari kahyangan itu? Ini adalah bagian ketiga dari tiga tulisan tentang permata nan sangat mempesona ini, bagian pertama dan kedua dapat anda baca di sini dan di sini.
Kini kita akan membicarakan tentang bentuk asahan Safir yang umum terdapat di pasaran. Selamat membaca dan semoga memperkaya khazanah pengetahuan anda.
Umumnya Safir bening diasah dalam bentuk facet (berjenjang) seperti halnya Berlian dan Rubi, namun jika diinginkan dapat juga diasah cabochon (dome/kubah pada permukaannya) terutama untuk Safir opaque (tidak tembus cahaya) atau semi opaque.
Karena asahan seperti itu akan menghasilkan Safir dengan asterism atau Safir berbintang (Star Sapphire). Safir dengan bintang bersayap enam atau lebih tergolong permata yang sangat mahal.
Harap diperhatikan, bahwa yang sangat mahal ini adalah Safir berkualitas tinggi dengan kualifikasi untreated/, atau tidak mendapat lakuan khusus non alamiah, seperti pemanasan (heated/H) atau glass filled/GF. Kristal mentah yang di dapat benar-benar apa adanya dan relatif tidak memiliki cacat, seperti inklusi (zat-zat penyusup seperti gas, mineral lain) yang berlebihan atau kasat mata.
Kualitas Safir hasil pemanasan biasanya lebih baik dari glass filled, GF berarti batu tersebut mempunyai banyak retakan yang ‘diisi’ glass/kaca jenis khusus untuk menutupi retakannya. Biasanya glass/kaca khusus super jernih bernama cobalt glass, proses pengisian kaca kobalt dilakukan juga melalui pemanasan.
Aneka warna Safir dan bentuk asahan facet (berjenjang) yang didominasi oleh jenis asahan ‘semi round’, ‘oval’ dan ‘cushion’. |
Sementara untuk kategory treatment H (heated), adalah batu yang dipanaskan pada suhu konstan selama beberapa jam atau hari untuk meningkatkan kualitas warna dan kecerlangannya.
Batu yang banyak beredar di pasaran Indonesia adalah kategori GF, harganya murah meriah, kisaran ratusan ribu saja. Kategori H (heated) lebih mahal, bisa beberapa jutaan per butirnya di mana harga ini pun dipengaruhi pula oleh ukuran/carat-nya.
Safir juga dibuat tiruannya di laboratorium, di pasaran terkenal dengan nama ‘American Star’, meski cukup indah tentu saja tidak sebanding dengan keindahan Safir alam, harganya pun murah. Sementara Safir berkualitas dengan kualifikasi untreatment sangatlah mahal, beberapa puluh juta/carat-nya, varietas ini tidak mudah didapat sehingga sangat langka.
Safir sintetis dengan efek asterik (bintang), tampilannya tampak homogen (warna yang cenderung merata dan terlalu sempurna) |
Untuk membedakan Safir alam hasil olahan (heated atau glass filled) dengan yang untreatment diperlukan keahlian seorang gemolog, anda dapat memeriksakan kualitas Safir anda di lab-lab batu permata yang sekarang banyak terdapat di sentra-sentra penjualan permata di kota-kota besar.
Kembali ke istilah asterism atau permainan cahaya berbentuk bintang pada permukaan batu. Asterism atau display bintang pada Safir nampak lebih terang daripada bintang pada Rubi. Hal yang mungkin disebabkan karena kontras antara warna biru dengan cahaya putih peraknya yang berkilauan. Asterism atau star pada permata cantik ini disebabkan adanya mineral rutil yang berbentuk jarum halus.
Sayangnya populasi Safir berkualitas tinggi dengan efek bintang termasuk langka. Persentasinya tergolong kecil dari setiap mineral yang ditemukan di tambang-tambangnya di seluruh dunia.
Srilangka dan Myanmar terkenal sebagai penghasil terbanyak Star Sapphire di dunia, sejak dahulu bahkan sampai saat ini. Star Sapphire terkenal yang kini disimpan di museum-museum dunia beberapa di antaranya berasal dari Srilangka.
Beberapa di antara mereka memiliki berat lebih dari 100 carat (lebih dari 20 gram, 1 carat = 0,2 gr). Seperti Safir dengan nama Star of Artaban (287,3 carat) yang kini disimpan di Smithsonian Institute dan sebuah Safir biru indah berjuluk Star of India seberat 563 carat yang dimiliki American Museum of Natural History.
Safir berukuran ekstra besar, searah jarum jam, Star of Artaban (Srilangka), Star of India (Srilangka), Star of Asia (Myanmar/Burma), Star of Bombay (Srilangka). Credit: wikipedia |
Keunikan Star of India yang biru keabuan adalah bintang pada kedua sisi nya. Sementara sebuah Safir tak bernama dengan berat 393 carat milik State Gem Corporation, Srilangka, dipercaya oleh banyak khalayak sebagai Star Sapphire paling besar terindah di dunia.
Safir star Myanmar berukuran besar lebih langka di banding Srilangka, hanya satu -yang dinamai Star of Asia- yang kini tersimpan di Smithsonian Institute, Safir itu memiliki berat 330 carat dengan warna biru keunguan. Produksi safir star berukuran besar dari Myanmar memang tidak sebanyak Srilangka, negeri itu lebih dikenal sebagai penghasil Safir dengan warna-warna yang indah. (kbr)
Baca juga:
Safir, Permata dari Kahyangan yang Lahir di Dalam Bumi
4 Negara Penghasil Blue Safir Terkenal di Dunia
Post a Comment