Unknown Unknown Author
Title: 7 Reaksi Tubuh yang Ekstrim Ketika Kita Patah Hati
Author: Unknown
Rating 5 of 5 Des:
Putusnya hubungan dengan seseorang memang menyakitkan. Seringkali menguras sisi emosional kita yang terdalam. Hal ini terjadi pada berbag...

Putusnya hubungan dengan seseorang memang menyakitkan. Seringkali menguras sisi emosional kita yang terdalam. Hal ini terjadi pada berbagai bentuk hubungan baik ketika masih pacaran ataupun dalam pernikahan. Dan ternyata tidak hanya sisi emosional saja yang terkuras, kesehatan fisik pun mendapat imbasnya.

Memang pengaruh fisik pada pasangan yang berpisah tidak serta merta terjadi. Walau ada juga seorang yang hari ini putus cinta esoknya tiba-tiba tampak 'liar', menjadi pemabok atau merokok sampai dua pak sehari, misalnya.

Ya, sering secara tak sadar orang 'merusak' dirinya sendiri ketika patah hati. Tak bisa dipungkiri itu adalah 'bawaan' akibat stress . Tapi tahukah anda, selain reaksi psikologis seperti contoh di atas, tubuh memang bereaksi secara fisik ketika patah hati?

Berikut adalah reaksi tubuh secara fisik karena kondisi psikologis yang terguncang akibat patah hati.

1) Rasa sakit akibat distorsi dalam otak
Terjadi bias informasi di dalam otak, ketika anda teringat mantan, dengan melihat foto, misalnya, beberapa bagian otak akan mengirimkan sinyal sakit secara fisik pada aktivitas tertentu yang dilakukan tubuh.

Otak mengaktifkan hasrat anda ingin bertemu dengan sang mantan. Cara kerjanya mirip dengan kecanduan terhadap kokain, anda merasa harus memenuhi hasrat itu, jika tidak maka timbul rasa sakit pada bagian fisik tertentu.

Bagusnya, sebuah studi psikologi mengatakan bahwa acetaminphen, bahan aktif dalam obat pembunuh rasa sakit, dapat meredakan beberapa sakit fisik akibat putus hubungan seperti ini.

2) Limpahan Adrenalin ketika tubuh dalam keadaan diam
Terjadi 'adrenaline rush' atau serbuan adrenalin dalam tubuh. Meningkatnya hormon ini terjadi ketika seseorang merasa terancam bahaya atau dalam keadaan takut luar biasa. Secara fisik tubuh menjadi siaga, otot menegang, pupil mata membesar, detak jantung bergedup lebih kencang.

Begitu pun orang yang sedang patah hati. Masalahnya orang kalau patah hati biasanya lebih banyak termenung, berdiam diri meratapi nasib. Limpahan adrenalin dalam keadaan diam seperti itu menimbulkan rasa tidak nyaman. Pegal linu pada otot dan jantung berdebar tak menentu.

3) Patah hati membuat orang jadi gemuk
Selain adrenalin ada jenis hormon lain yang dilepaskan tubuh ketika seseorang  patah hati, yaitu hormon kortisol. Hormon ini mengurangi aliran darah ke sistem pencernaan.

Menurut studi tahun 1994 stress berpengaruh pada distribusi lemak tubuh, di mana hormon kortisol akan memusatkan distribusi lemak di bagian perut. Terjadilah penumpukan lemak di area itu sehingga tubuh tampak lebih gemuk

Bukan karena orang patah hati lebih banyak makan, walaupun ada juga yang pelariannya ke sana. Namun karena sistem pencernaan tidak lancar, sehingga distribusi asupan ditumpuk jadi lemak di perut.

4) Kulit berjerawat
Patah hati tidak saja menimbulkan masalah pada otak, otot dan perut tapi juga pada kesehatan kulit anda. Kulit menjadi lebih sensitif terhadap jerawat. Pada mulanya jerawat dianggap  terjadi akibat reaksi kulit terhadap perubahan cuaca atau penggunaan kosmetik yang tidak tepat.

Pada tahun 2007 para peneliti sengaja meneliti berbagai kondisi yang menyebabkan jerawat. 23 persen ternyata tidak disebabkan oleh cuaca. Namun karena yang 23% inisedang mengalami stress tingkat tinggi. Salah satu stress secara detil disebut dissolution of romantic relationship atau putus cinta.

5) Membuat rambut rontok
Putus cinta, terutama di kalangan wanita seringkali dijadikan alasan untuk mengubah gaya rambut secara drastis. Memotong penek rambutnya atau mengecat dengan warna lebih kontras. Namun penyebab kerontokan bukan itu saja , faktor lain yang paling mungkin adalah stress level tinggi yang menyebabkan kerontokan lebih menjadi dari biasanya.

6) Naiknya tekanan darah
Perasaan sebal, muak, benci, dendam, marah atau sedih memang bisa menaikkan tensi darah. Namun sifatnya temporal, tidak ada bukti bahwa stress menyebabkan seseorang menjadi penderita darah tinggi kronis atau berkepanjangan.

Repotnya kalau kita memang sudah punya riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya. Stress akibat patah hati memperberat keadaan itu. Efek pada fisik bisa berupa pusing atau dalam kasus ekstrim bahkan terjadi mimisan.

7) Terjadi 'Sindrom Patah Hati' pada jantung
Kedengarannya lucu, tapi ternyata hal ini penyakit nyata dan cukup berbahaya. The American Heart Association menjelaskan bahwa ketika kita stress, salah satu bagian dari jantung akan membesar dan tidak memompa dengan begitu baik.

Dalam istilah medis hal itu disebut 'stress-induced cardiomyophathy', atau lebih populer dengan sebutan 'sindrom patah hati'. Berita baiknya, hal ini termasuk langka, hanya 2 persen dari pasien yang terkena sindrom ini berakhir dengan diagnosa terkena problem koroner akut. Berita buruk: 80 persen dari total kasus ini didominasi oleh wanita. (inf)

About Author

Advertisement

Post a Comment

 
Top