Unknown Unknown Author
Title: Hana Tajima, Muslim Fashion Designer dari London
Author: Unknown
Rating 5 of 5 Des:
LONDON-Adalah Hana Tajima, seorang blogger sekaligus desainer busana muslimah dari Inggris yang karya-karya busananya kian dilirik fashi...

Hanna Tajima

LONDON-Adalah Hana Tajima, seorang blogger sekaligus desainer busana muslimah dari Inggris yang karya-karya busananya kian dilirik fashionista seluruh dunia.

Di kalangan para blogger, Hana dikenal karena gaya berjilbabnya yang unik dan kasual. Sosoknya pun telah menghias sejumlah media di Inggris dan Brazil. Dunia mengenalnya sebagai desainer dibalik fashion label MAYSAA.

Melalui rancangannya, muslim hijab fashion boleh di bilang naik ke level berikutnya, namanya pun jadi perbincangan dan menjadi ikon di kalangan muslimah.

Produk busana Muslimah yang diciptakannya itu menjadi tren dan digandrungi Muslimah di negara-negara Barat. Semua itu, tak lepas dari kegigihannya dalam mempromosikan MAYSAA.

Mengenai gaya hijab yang diusung Hana, salah satu media pengamat fashion mengatakan, “Dia memiliki style yang luar biasat. Sangat elegan dan chic, namun tetap terlihat sederhana”.

Padahal style jilbab karyanya tercipta secara tidak sengaja. Hana yang memeluk Islam ketika usia 17 tahun, ingin sekali mengenakan hijab namun merasa tidak menemukan model yang cocok.

“Sebagai seorang desainer, awalnya saya merasa frustrasi melihat gaya berbusana sebagian besar Muslimah yang kurang bervariasi,” ungkapnya dalam sebuah wawancara khusus dengan HijabScraft.

Dengan maksud ingin menunjukkan kepada masyarakat Barat bahwa para perempuan Muslim pun dapat tampil dengan gaya berbusana yang modis dan chic, serta mengikuti tren fashion terkini.


Hana mulai tergerak untuk mendesain gaya busana Muslimah lengkap dengan jilbabnya yang berbeda dengan yang sudah ada pada saat itu.

Selain unik, gaya berbusana yang diusung Hana ini pada dasarnya tidak pernah benar-benar mengikuti tren fashion yang tengah digandrungi di negara-negara Barat pada umumnya.

“Suatu hari saya akan tampil dengan gaya glamor ala Hollywood dan (hari) berikutnya saya akan terobsesi dengan gaya rock/grunge di tahun 90-an,” paparnya.

Hana mengatakan ia cenderung menjaga detil dan kesederhanaan ketika mendesain fashion. Jujur juga ia akui tertarik mengkreasikan sesuatu, seperti memadukan jaket kulit vintage dengan gaun panjang bermotif bunga-bunga.

Untuk mempopularkan gaya berbusananya, Hana memanfaatkan jaringan internet dengan membuat laman blog pribadi yang diberi nama stylecovered.com.

Saat itu, Hana belum sempat memberikan label untuk produk yang didesainnya itu. Dan siapa nyana ketika gaya berbusana yang ditampilkan dalam laman web pribadinya itu menarik minat para blogger Muslimah di Inggris.

Berawal dari situlah, Hana memutuskan untuk mendirikan MAYSAA, sebuah rumah desain dan fashion yang terinspirasi dari fashion Barat namun tetap disesuaikan dengan kaidah Islam.


Produk berlabel MAYSAA yang telah dilempar ke pasaran dunia berupa jilbab bergaya layers (bertumpuk). Melalui labelnya, Hana mencoba memperkenalkan gaya berbusana yang trendi, namun tetap sesuai dengan syariat Islam di kalangan Muslimah.

Kendati MAYSAA ditujukan untuk para wanita Muslim, namun Hana tidak menampik hasil rancangannya ini juga bisa dikenakan oleh kalangan wanita non-Muslim.

“Saya tidak bisa mengatakan pakaian yang saya buat hanya untuk wanita Muslim atau untuk wanita non-Muslim, karena kehidupan saya pada dasarnya juga merupakan percampuran dari keduanya.”

“Karenanya, saya suka membuat rancangan dari perspektif yang sangat pribadi,” terang perempuan yang sudah mulai merancang sejak usia lima tahun itu.

Tak berhenti disitu, kehadirannya sebagai muslim designer membantu memantik pasar besar muslim di dunia fashion di belahan bumi bagian barat maupun timur, dimana brand-brand ternama seperti Tommy Hilfiger, Mango, dan DKNY ikut meluncurkan muslim fashion line mereka.

Setelah Hana memutuskan untuk meninggalkan MAYSAA, ia tetap berkarya dan kini ia banyak bekerja sama dengan desainer lainnya seperti Rosie Lowe, Port St Willow, Okuda Yusai.

Ia juga masih menulis fashion blog miliknya, diantara karyanya banyak yang ditampilkan di majalah fashion dunia seperti Elle. Beberapa waktu lalu, Hana bekerja sama dengan fashion line Jepang Uniqlo dan merilis beberapa desain modern siap pakai miliknya untuk wanita muslim.


Perkenalannya dengan Islam
Sebelum mengucap dua kalimat syahadat, wanita bernama asli Hana Tajima Simpson adalah seorang pemeluk Kristen. Ia tumbuh dan dibesarkan di daerah pedesaan di pinggiran Devon, Barat Daya Inggris.

Ayahnya berasal dari Jepang dan ibu berkebangsaan Inggris. Lahir dilingkungan yang penuh kreatifitas, Hana mewarisi darah seni kedua orang tuanya yang memang seniman.

Kedua orang tuanya cenderung sekuler namun sangat menghargai perbedaan. Tak seorang pun memeluk agama Islam di kampung halamannya.

Perkenalannya dengan agama ini terjadi ketika ia melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. “Saya berteman dengan beberapa Muslim di sana,” ujarnya.

Dalam pandangannya, teman-teman muslimnya tampak berbeda. Terlihat menjaga jarak dengan mahasiswa tertentu dan menolak ketika diajak pergi ke pesta malam ke sebuah klub.

Baginya hal itu justru sangat menarik, terlebih Hana merasa teman-teman muslimnya sangat menyenangkan ketika berdiskusi atau membahas materi-materi kuliah.

“Mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca di perpustakaan atau berdiskusi,” ujarnya.

Dari teman-teman Muslim itulah, secara perlahan Hana mulai tertarik dengan ilmu filsafat, khususnya filsafat Islam. Sejak saat itu pula, Hana mulai mempelajari filsafat Islam dari sumbernya langsung, yakni Alquran.

Dalam Alquran yang dipelajarinya, ia menemukan fakta bahwa ternyata kitab suci umat Islam ini lebih sesuai dengan kondisi saat ini.


“Di dalamnya saya menemukan berbagai referensi seputar isu-isu hak perempuan. Semakin banyak saya membaca, semakin saya menemukan diriku setuju dengan ide-ide yang tertulis di belakangnya dan aku bisa melihat mengapa Islam mewarnai kehidupan mereka (teman-teman muslimnya- red),” ungkap Hana.

Rasa kagumnya terhadap ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Alquran pada akhirnya membuat Hana memutuskan untuk memeluk Islam. Tanpa menemui hambatan, ia pun bersyahadat dengan hanya disaksikan oleh teman-teman Muslimahnya.

“Yang paling sulit saat itu adalah memberitahukan kepada keluargaku, meskipun aku tahu mereka akan bahagia selama aku juga merasa bahagia.”



Memilih Untuk Berhijab

Tak semua Muslimah tergerak untuk menutup auratnya dengan jilbab. Namun bagi Hana Tajima, jilbab adalah identitas seorang Muslimah.

Sebagai seorang mualaf, desainer busana Muslimah yang sedang menjadi pusat perhatian itu memilih untuk mengenakan jilbab. Seperti halnya saat memutuskan untuk memeluk Islam, keputusan hana untuk mengenakan jilbab juga datang tanpa paksaan.

“Saya mulai mengenakan jilbab pada hari yang sama di saat saya mengucapkan syahadat. Ini merupakan cara yang terbaik untuk membedakan kehidupan saya di masa lalu dengan kehidupan di masa depan,” paparnya seperti dikutip dari hijabscarf.blogspot.com.

Keputusannya untuk mengenakan jilbab kontan memancing reaksi beragam dari orang-orang di sekitarnya, terutama teman dekatnya. Sebelum mengenakan jilbab, Hana paham betul dengan semua konotasi negatif yang disematkan kepada orang-orang berjilbab.



“Saya tahu apa yang mereka pikirkan mengenai jilbab, tetapi saya akan bersikap pura-pura tidak mengetahuinya. Namun seiring waktu, orang-orang di sekitarku kini bisa bersikap lebih santai manakala melihatku dalam balutan jilbab,” papar Hana sumringah.

Dalam blog pribadinya Hana mengakui bahwa menjadi seorang Muslimah di sebuah negara Barat dapat sedikit menakutkan, terutama ketika para mata di sekitarnya menatap dengan tatapan aneh.

Maklum saja, di negara Barat, penduduknya banyak yang belum memahami Islam. Agamanya sendiri mungkin sudah lama mereka tinggalkan karena sebagian besar menganut paham liberal yang sekuler dan terjangkiti islamofobia.

“Karena itu, mengapa saya ingin menciptakan sesuatu yang akan membantu para Muslimah di mana pun untuk terus termotivasi mengatasi rasa takut itu,” ujar Hana.

Kini, dengan busana Muslimah yang dirancangnya, kaum Muslimah di negara-negara Barat bisa tampil dengan busana yang bisa diterima masyarakat tanpa meninggalkan aturan yang ditetapkan syariat Islam.

Ingin kenal lebih dekat dengan Hana dan melihat rancangan fashion muslimnya? Silahkan kunjungi wanita cantik ini di facebook-nya atau di sini. (kbr)

About Author

Advertisement

Post a Comment

 
Top